Langsung ke konten utama

WOULD BE YOURS (this story just for fun, not the true story/fiksi)

WOULD BE YOURS
Langit yang akan berubah gelap tak mampu mempengaruhi rasa hatiku sore ini, seperti langit yang sangat cerah bertabur banyak bintang ketika malam dan cerianya matahari yang selalu bersinar dikala musim panas datang. Sebenarnya hari ini bukanlah hari ulang tahunku dan akupun tidak mendapatkan kado apapun, akan tetapi aldi fajar baru saja aku temukan, seorang teman sewaktu sekolah dasar dulu yang sempat menghilang dan nyaris tak ada satu orangpun yang mengetahui keberadaanya dengan pasti, kecuali sebuah info tentang dimana ia pindah yaitu kota D.I Yogyakarta, kota dengan segala indahnya budaya yang dimilikinya.

Aku menemukan Fajar, ya Fajar begitu ia biasa dipanggil oleh kami para teman-teman SDnya, tapi rasa senang ini bukan semata karena aku baru saja menemukan seorang teman SD, akan tetapi dibalik itu semua aku menyimpan rasa yang sangat dalam. Diam-diam aku pernah menaruh sedikit rasa untuknya, akan tetapi kupukir itu hanyalah sebuah rasa sesaat sewaktu SD saja, kalau orang tua dulu bilang itu adalah semacam “cinta monyet” tapi disaat pertemuan didunia maya ini kami jalani, rasa-rasa aneh ini terus saja muncul terus saja menghampiriku dan seolah tak mau pergi, hingga pada suatu saat dimana kami sama-sama menunggu pengumuman penerimaan mahasiswa baru di UNIVERSITAS GAJAH MADA dikala malam yang cukup menegangkan harus kulalui, mata seolah tak mau kupejamkan dan jantung ini begitu cepat bedetak dan tiba-tiba handphoneku berbunyi tanda bahwa sebuah sms masuk, sejenak ku baca dan ternyata sms itu dari fajar, yang mengabarkan padaku bahwa dia diterima di UGM sungguh senangnya, dan rasa penasaran itupun muncul sangat dahsyat, seketika kuraih lagi HPku dan kukirim sms ke operator untuk mengetahui apakah aku juga diterima di UGM atau tidak, semenit, dua menit dan akhirnya pada menit ke tiga aku mendapatkan sms balasan dari opertator dan air mata ini seolah tak tertahankan. aku menangis, aku menangisi kegagalanku, saat itu tak ada yang tau kalau aku menangis dan dengan jari yang gemetaran karena merasa kecewa yang sangat dalam, akupun memaksa untuk membalas sms dari fajar dan saat itu kuucapkan selamat atas keberhasilannya, dan menyatakan sedikit kekecewaan yang hadir pada diriku karena aku tak diterima di UGM saat itu.
Sejak malam itu akupun kembali mulai lebih akrab dengannya tak hanya didunia maya akan tetapi kami mulai sering smsan tapi tidak begitu sering untuk bertelpon-telpon ria. Suatu saat ketika pengumuman SPMB nasional dikoran-koran sungguh sangat membuatku senang karena ternyata aku di terima di suatu universitas negeri yang ada di kota Purwokerto, kotanya Mayangsari begitu para tetanggaku menyebut kota itu, tak lupa fajarpun ku beri tahu kabar gembira itu, dan sungguh senangnya hati ini karena kudiberitahunya ternyata universitas yang aku raih itu ternyata juga adalah universitas abangnya yang sekarang sedang menempuh S2nya di Malaysia, entah mengapa tapi mungkin aku menyukainya.
Aku hanyalah seorang calon mahasiswi baru yang bernama alysa widya putria seorang perempuan yang beranjak dewasa dimana aku saat ini nyaris tidak pernah memikirkan JODOH, walaupun ku tahu bahwa satu kata itu tidak hanya sebatas kata yang tak berguna melainkan kata yang sungguh membuat bergetar orang dewasa yang sudah mapan serta mampu melaksanakan sebuah pernikahan, dimana pernikahan adalah suatu tindakan suci demi penerusan keturunan. Aku tidak pernah berfikir siapa jodohku kelak, dan akupun belum pernah merasakan yang orang bilang pacaran, aku tak pernah berciuman apalagi sampai pergaulan bebas, seorang perempuan yang hidup dan lahir di kota metropolitan sungguh jarang seperti aku, dimana umurku saat ini adalah 18 tahun.
Disaat awal aku masuk kuliah setelah aku menjalankan OSPEK dan MAKRAB (malam keakraban) aku sedang dekat dan menaruh sedikit banyak rasa serta harapku kepada seorang letnan dua yaitu letda M. Aditya, dari segala perhatiannya yang membuatku sungguh sangat menaruh rasa yang berbeda untuknya, dan akupun menyimpulkan bahwa aku menyukainya dan terobsesi untuk menjadi pacarnya, tapi semuanya hanyalah sebuah harapan yang pupus brgitu saja ketika ku harus merelakan dirinya yang mempersunting seorang wanita cantik dan memiliki lebih banyak kelebihan daripada diriku. Lepas dari itu semua ternyata aku mulai kembali meniti hubunganku dengan fajar, dimana kami sering sekali sms dan fajarpun mulai memberanikan dirinya untuk meneleponku, sampai akhirnya datang sms dari nomer yang tak kukenal
“mLm, ne alysa ia,.temennya fajar. Km kulia d unsud kn?oia lam kenal q amalya, tw no. km dr fajar”
“ia aq alysa lam kenal jg ya..hee..fajar cerita apa ajah sm km ttg aku?? Waahhh… disave yaa no.q fajar gak pernah cerita tentang km ma aku…”
Percakapan ini pun terus terjadi sampai akhirnya diriku merasa sudah cukup dekat dengan dirinya, dengan sepengetahuan fajar kamipun seolah tambah dekat, hingga suatu saat akhirnya entah mengapa amalya dan aku seolah berebutan untuk saling menjodohkan fajar dengan satu sama lain, dan mungkin ini hanyalah sebuah kejadian klise dimana jika hanya ada satu orang laki-laki berada diantara dua orang perempuan.
Amalya “lys, kamu mau gak kalo jadian sama fajar ?? kamu sebenernya suka gak sama fajar ??”
Aku “jadian sama fajar ?? gila apa aku ?? yaaa nggaklah, fajar itu Cuma temen aku ajah”
Amalya “tapii menurutku fajarnya itu suka sama kamu lho..”
Aku “lya, kalo emang fajar ada rasa sama aku biar dia bicara sama aku, masa aku yang mau nanya sama dia, gak mau laaaaaahh”
Amalya “hehehe…. Ya ngga juga siyh, nanti deh biar tak suruh fajarnya ngomong sama kamu, tapii kamu mau gak sama dia ???”
Aku “hmmm, itu mah urusan nanti ajah ly..”
Amalya “ya udah kalo gitu kamu nunggu kabar ajah dari aku yaaa..”
Aku “maksud kamu apa ly ??”
Amalya “ iya niiy niatnya aku mau ngejodohin kamu sama aldi, mauu yaaaaa”
Aku “ hehehe, gak usah repot-repot !!!! aku gak mau”
Pembicaraan itupun terhenti begitu saja dan entah ada apa dengan diri ini ternyata aku terus saja memikirkan tentang pembicaraan itu, dan aku kini berfikir mengapa aku tak mengiyakan tentang tawaaran lia saat itu, tapi diri ini menolak dan seakan terjadi sebuah gejolak antara hati dan pikiran yang terkadang sok rasional ini.
Seminggu setelah pembicaraan itu terjadi fajar makin rutin untuk mengirimkan sms dan Iapun kini sudah mulai sering untuk mengsmsku, bagiku itu semua bukanlah sms yang penting, karena hanya sebuah sms yang menanyakan apa kabarku saja, dan pertanyaan-pertanyaan konyol lainnya yang menurutku tak penting ku jawab. Ketika hari ini akan ku lalui sebuah sms masuk ke dalam HPku dan tak salah lagi itu sms dari fajar yang memang secara tak kusadari kunanti kehadirannya.
Hari ini aku merencanakan untuk mengikuti sebuah kegaitan yang diadakan oleh MIPA UGM yaitu leadership camp bersama ketiga orang temanku sekampus, entah karena senang atau apalah rasa yang kurasa, yang pastinya tak lupa kuberitahu niatku itu kepada fajar dan hal ini di sambut baik olehnya.
Hari ini kami berangkat menuju Jogja dengan kereta api ekonomi jurusan Surabaya yang berhenti di stasiun lempuyangan Jogja, sunggu hati ini begitu senang padahal aku benar-benar tak pernah membayangkan apa yang akan kami dapatkan nantinya di acara yang sedang menunggu kami esok pagi. Ketika kereta ekonomi tersebut datang, kamipun menaikkinya dengan sedikit syook yang kami dapati karena ternyata kereta ekonomi yang baru kali ini aku naikki ternyata begitu sesak, seolah tak dapat ku raih udara bersih untuk memenuhi keperluan udara bersih untuk raga ini.
Setibanya kami di Jogja tidaklah memberikan senyuman yang indah untuk kami, karena ternyata kami tidak mendapatkan penginapan saat itu, karena kondisi keadaan yang sudah cukup larut malam, dan akhirnya aku dan ketiga orang temanku menginap di sebuah kos-kosan temannya tutik yang kami kagetkan saat itu adalah kos-kosannya ternyata kosan laki-laki, awalnya kami sempaat takut ataupun parno tapi itu hanya berlangsung beberapa waktu saja karena hal yang kami takutkan hanyalah sebagai buah malam itu.
Setelah kami menjalani malam yang cukup berat kamipun berangkat ke UGM. Menatap indahnya Jogja di pagi hari menghirup udaranya yang bersahabat seolah membuat kami sangat nyaman dan ternyata sesampainya kami di UGM kamipun disambut dengan banyaknya kejutan salah satunya adalah petualangan kami dirumah-rumah penduduk di muntilan.
Sepulangnya kami dari muntilan acara leadership camp kamipun berpisah karena tutik memilih untuk tinggal bersama temannya, dan aku rias serta lady memilih untuk tinggal di rumah saudaraku didekat UIN kalijaga Jogja hal ini kami lakukan karena kami ketinggalan kereta, sesampainya dirumah saudarku aku menyempatkan untuk menghubungi fajar kembali setelah tiga hari aku tak menghubunginya, aku menelponnya dan memintanya untuk bertemu tapi kondisinya yang baru saja menjalankan operasi ternyata tak bisa menuruti keinginanku untuk bertemu.
Keesokkan sorenya ternyata aku mendapatkan telpon dari fajar yang didalam percakapan kami fajar berniat untuk menjemputku dan mengantarkan aku beserta teman-temanku ke stasiun lempuyangan untuk pulang kembali kepurwokerto. Hari itu berjalan sangat cepat bagiku, seolah terjadi dua kejadian tanpa adanya jeda. Fajar yang datang dan menjemputku langsung begitu saja merubah sikapnya entah apa dan mengapa tapi ini semua membuatku sangat bingung, ingin marah tapi siapa aku ingin terdiam tapi resah dan sakit rasa hati ini.
Satu bulan, dua bulan, tiga bulan dan akhirnya aku dengan fajar seolah kehilangan bahan pembicaraan, kehilangan kepercayaan, dan kehilangan sebagian dari dirinya. Akupun merasa sangat kehilangan dirinya, rasa rindu yang tak tertahanpun kurasakan, sampai akhirnya aku mendapatkan kabar bahwa sesungguhnya iya mencintaiku dan inginkan ku jadi kekasihnya.
Hanya dapat terdiam dan merenungkan apa yang telah terjadi, ternyata fajar mencintaiku, akan tetapi mengapa dia tak pernah bicara seperti itu padaku, mengapa Ia hanya dapat terdiam bagaikan seorang perempuan saja, bagaikan seorang yang lemah dan tak lagi dapat berjalan seperti orang lumpuh. Namun mungkin itu semua adalah pilihan yang sengaja dia pilih.
Rasa kasih itu telah hilang begitu saja, rasa cinta itu lenyap, tak ada lagi yang perduli akan kisahnya terutama dirinya sendiri. Apa yang menjadikan semuanya berubah tak ada yang pernah tahu. Hanya sebuah sesal yang ku rasa karena sesungguhnya diriku juga merasakan hal yang sama. i would be yours.
Created by : sascha

Komentar

Postingan populer dari blog ini