Hari yang ternyata gak indah ini memang membuat semua geger, bayangkan saja seorang remaja yang berajnak dewasa berumur sekitar 19 tahun ini mengalami suatu perubahan dalam hidupnya, dia seorang cewek yang gak begitu cantik, tapi wajahnya enak untuk dipandang,
tinggi badannya bagai model kelas dunia, bodynya bagus seperti gitar sepanyol, ahh.. tapi itu hanya luarnya saja. Hari ini Casya Dyna Putri gadis yang sedari tadi hampir membuat seluruh rumah geger dan masih belum bisa berhenti untuk berteriak agar mobilnya bisa segera Ia pakai karena Ia harus berada di kampus tepat pada pukul 10.00 WIB, dan saat ini waktu sudah menunjukkan pada pukul 09.00 WIB sedangkan mobil belum selesai diperbaiki dan perjalanan menuju kampus membutuhkan waktu sekitar 1 jam.
tinggi badannya bagai model kelas dunia, bodynya bagus seperti gitar sepanyol, ahh.. tapi itu hanya luarnya saja. Hari ini Casya Dyna Putri gadis yang sedari tadi hampir membuat seluruh rumah geger dan masih belum bisa berhenti untuk berteriak agar mobilnya bisa segera Ia pakai karena Ia harus berada di kampus tepat pada pukul 10.00 WIB, dan saat ini waktu sudah menunjukkan pada pukul 09.00 WIB sedangkan mobil belum selesai diperbaiki dan perjalanan menuju kampus membutuhkan waktu sekitar 1 jam.
Casya yang bangun terlambat hari ini dan mendapati mobil yang biasa Ia pergunakan untuk berangkat kekampus mogok serta tak ada mobil lain kecuali mobil kesayangan papa yang ada di garasi mobilnya, dan ia langsung saja mengurungkan niatnya untuk memakai mobil papa dan memutuskan untuk menaiki taksi yang sudah di pesan oleh bik mira, bik mira adalah bibik yang paling ia sayangi dan mungkin hanyalah satu-satunya orang yang ia sayangi, karena casya saat ini tidak memiliki pacar dan orang tua casya super sibuk seolah casya hanyalah orang sebatang kara.
Hari ini casya sampai di kampus tepat waktu dan ia harus memulai semua rutunitasnya sebagai seorang mahasiswi jurusan komunikasi sebuah universitas terkemuka di Jakarta, hari ini tepat pada 8 juni 2009, seharusnya hari ini ia bisa menghabiskian harinya yang sangat berarti bersama mama dan papanya, tapi hal ini ia urungkan Karena ia tau bahwa kedua orangtuanya adalah orang-orang yang sibuk, hari ulang tahun yang seolah tak berarti bagi orang tuanya ini.
Setelah kuliah pertama selesai casya langsung berlalu dan segera mencari sahabatnya arlina dan asween, tetapi entah ada apa dan mengapa kedua orang sahabatnya itu tak juga ia temui di hampir segala penjuru kampusnya, karena sudah merasa kesal akan pencariannya yang tak kunjung membuahkan hasil, maka ia pun memutuskan untuk menghabiskan sisa waktu jeda kliahnya. Dan setibanya di kantin casya merasakan sebuah keanehan, entah mengapa kantin yang seharusnya penuh dengan banyak orang seolah berubah seperti kuburan yang sangat sepi, dan tiba-tiba saja asween muncul membawa sekotak kecil kue tart yang sungguh anggun, diikuti oleh mama dan papa serta lina, sungguh sesuatu yang benar-benar kado terinah yang pernah kuterima dari mereka semua.
Beberapa hari setelah ulang tahunku yang ke-20 asween menemuiku dan kini dirinya sedang berdiri dihadapanku dan terpaku. Hari ini aku seolah melukai arti sebuah persahabatan dan kepercayaan terhadap lina, aku yang masih panas karena baru saja melabrak seorang sahabat arlina setyowati, hanya karena cintaku terhadap seorang asween.
***
Memang seperti sebuah mimpi yang membuatku begitu terkejut, mungkin aku masih bingung apakah ini mimpi atau sebuah nyata ?
Asween yg sedari tadi aku lihat, laki-laki yang masih saja menatap mataku tanpa kedipnya itu masih menunggu jawabku akan lamarannya yang terjadi tanpa sengaja, hal ini terjadi karena aku casya melabrak seorang lina perempuan yg cantik, baik dan selalu saja dekat dg casya dan asween.
Hari itu casya melabrak lina karena lina bilang pada casya bahwa asween akan 'nembak' casya dalam waktu dekat, casya yang sebenarnya juga menaruh hati pada aswen sangat berharap akan kedatangan waktu itu, akan tetapi berbulan"pun telah terlewati, sehingga casya pun lepas kontrol dan melabrak lina. Asween yang tidak sengaja mendengar pertengkaran itu menghampiri mereka berdua, yang kemudian melerai mereka.
Asween yang sebenarnya memang ingin menyatakan perasaannya kepada casyapun mengeluarkan sebuah cincin dari dalam tasnya dan memberikannya kepada casya seraya berkata "sya, aku telah menyiapkan cincin ini sedari 2bulan yang lalu. Sya, maafkan aku karena aku tak bisa ungkapakan rasa ini dari 2bulan yang lalu. Sya hanya kata maaf yang bisa aku ucapkan akan segala kebodohanku. Sya maukah kau menjadi milikku ? " casya yang sedari mendengarkan kata demi kata yg diucapkan asween tiba-tiba saja mengeluarkan tetes demi tetes air matanya, entah sedih atau senang yang harus ia utarakan karena orangtuanya akan menyelenggarakan acara pertunangannya minggu depan, hal inilah yang membuatnya emosi pada lina.
Kucoba membuka mulutku dan kuberanikan kata-kata ini keluar dari mulutku begitu saja “asween, minggu depan aku akan segera dijodohkan secara resmi oleh kedua orang tuaku, kalo memang kamu berani dan benar-benar menginnginkan diriku, datanglah kerumahku dan minta aku kepada mama dan papa”
Asween “nanti malam aku akan datang dan bicarakan ini semua sama mama dan papamu, tunggu aku”
Casya “aku pasti menunggumu”
***
Jantungku berdetak sangat kencang dan akupun serasa ingin pingsan dan rasanya ingin meninggalkan ruang tamu ini dimana ada asween, papa dan mama yang duduk disebalah dan depanku. Menunggu papa memutuskan segala permintaan asween akanku sungguh sangat menyebalkan dan mengkhawatirkan, akupun sangat ingin papa membuka mulutnya dan mengiyakan permintaan asween.
Papa “baiklah, jika memang istu mau kalian papa gak bisa memaksa lagi”
Casya “papa gak bercanda kan ??”
Papa “kapan papa pernah main-main dengan masa depanmu nak ??”
Asween “Alhamdulillah om kalo memang om merestui hubungan kami dan akan membatalkan pertunangan casya denagan anak teman om.”
Papa “sudahlah, kapan orang tuamu mau datang kemari untuk membicarakan hal lebih lanjut ??”
Asween “segera om”
Akhirnya penantianku akan pembuktian seluruh aduan lina tentang perasaan asween, diam-diam dalam hati aku berkata “terimakasih lina”.
Created by : sascha
Komentar