Langsung ke konten utama

TO BE WITH ME PLEASE

TO BE WITH ME PLEASE !!
Alunan sebuah lagu yang tak asing lagi di telingaku mengusik kenikmatan tidur panjang yang sudah lama aku tunggu-tunggu, ku coba untuk tertidur kembali, tepi entah mengapa alunan lagu itu seolah tak bisa berhenti, aku beranjak dari singgasana ternikmatku itu. Dan berjalan menuju luar kamar sambil mengungucek-ngucek mata yang masih tak mau melek seratus persen ini. Dan ternyata aku medapati sosok seseorang yang wajahnya begitu familiar sedang berdiri dibalik pintu dan bernyanyi sebuah lagu yang membuatku sangat kaget, ia menyanyikan sebuah lagu dari group band luar bernama Mr. Big yang berjudul “to be with you” dan tanpa ku sadari ia terus saja bernyanyi dan hanya pada satu bait saja
……
#I'm the one who wants to be with you

Deep inside I hope you feel it too

Waiting on the line of greens and blues

Just to be the next to be with you
……
Ku pikir aku masih bermimpi, tapi kusadarkan diriku dengan mengucek mataku yang sebenarnya tak layak kuperlakukan seperti itu, aku terus saja terdiam seolah tak mau tau, seolah tak inginkan adanya didepanku saat ini.
Aku bukanlah seorang yang munafik dan seolah tak mengerti, tapi aku memang tak mau mencoba untuk mengerti apa yang ia maksudkan. Kuterdiam dan terus saja terdiam, mungkin saat itu ia sedang menahan rasa hausnya, haus akan banyak jawaban dari sekian banyak pertanyaan, yang kutahu ia simpan dalam- dalam dan ia urungkan untuk bertanya padaku, tak tega ku lihat sosoknya yang mulai letih karena terus saja bernyanyi bait lagu yang sama. Sebenarnya saat ini akupun mengetahui apa yang ia maksudkan padaku. Tapi aku tetap menunggunya hingga ia mau berkata-kata.
Beberapa saat mungkin setelah ia merasa benar-benar bosan dan letih, ia pun mulai berhenti bernyanyi dan membuka mulutnya perlahan namun pasti, kalimat pertama yang takkan pernah aku lupakan seumur hidupku darinya,
“ini terakhir kalinya aku mohon padamu akan dirimu tuk jadi pendampingku, inginkah kau tuk menjawab iya ?”
“…….” Ku tetap terdiam seolah begitu bingung karena sesungguhnya aku mencintainya, namun aku tak ingin ia kecewa akanku,
“wahai jelita terkasih, aku mohon jawabmu !!! atau kau ingin hadirku segera hilang dari hadapanmu, tanpa sebuah jawaban pasti akan segala pertanyaanku ??”
“maaf akan sikapku yang selalu saja membuatmu semakin bingung. Fahmi, maaf aku tak sanggup menerima segala pinanganmu ”
“apa yang kurang dariku jelita ? adakah kesalahan dariku sehingga kau tolak pinanganku hari ini, kemarin, dan beberapa waktu lalu ?!”
“bukan karena kekuranganmu tapi karena keterbatasanku yang tak dapat menyertai dan menemani segala kelebihanmu hingga akhir hayatku.”
Sesaat kami berdua terdiam dalam sepinya minggu pagi, seolah tak ada yang ingin untuk turut campur dalam pembicaraan ini. Fahmi adalah seorang laki-laki yang umurnya hanya terpaut 2 tahun lebih tua dariku. Dia adalah tipe lelaki yang sangat ideal bagi beberapa wanita dan salah satu diantaranya adalah aku, ia adalah seorang lelaki pintar, bertubuh kekar, tinggi, dan memiliki kulit yang hitam namun selalu bercahaya.hari ini adalah ke tiga kalinya ia meminangku tuk jadi pendamping hidupnya, namun entah ada pengaruh dari mana setiap kali ia menyatakan rasanya padaku aku selalu saja menolaknya.
“keterbatasan apa yang kau maksud, bukankan sepasang anak manusia yang berdampingan akan selalu melengkapi ?” fahmi yang sedari tadi seolah memaksakan akanku tuk jadi pendampingnya membuyarkan segala lamunanku
“maafkan wanita tak dewasa ini fahmi, wahai SAHABAT SEJATIKU, kau adalah SAHABATKU dan akan tetap menjadi SAHABATKU untuk selamanya dan ini takkan penah berubah.”
“SAHABAT ?? apakah kau serius dengan segala kata-katamu ?”
“aku serius !”
“jangan main-main dengan cinta jelita !!”
“aku serius !”
“jelita tatap mataku dan tolong ulangi kata-katamu tadi tanpa tangis !! jika kau bisa berbuat itu aku yakin pasti kau serius dengan ucapanmu….”
Suaranya semakin lirih seolah menahan rasa kecewa yang sangat besar didalam dirinya. Dan aku terus saja bertahan pada pendirianku akan kata-kataku yang tak akan pernah berubah, dengan segala asa dan segenap keberanian yang kumiliki aku menatap matanya tajam sambil menahan rasa sakit yang terdalam didada ini, dan kumulai tuk bicara,
“kuulangi kata-kata penolakkanku fahmi, maafkan wanita tak dewasa ini fahmi, wahai SAHABAT SEJATIKU, kau adalah SAHABATKU dan akan tetap menjadi SAHABATKU untuk selamanya dan ini takkan penah berubah”
Entah makhluk apa yang sedang merasuki tubuhku, sehingga aku tak dapat menetaskan sedikitpun air mata yang sebenarnya sangat mudah untuk terteteskan saat ini. Fahmi yang seolah tak percaya akan tingkahku hari ini, tak berdaya tuk menahan langkah kakinya tuk beranjak dari depan pintu kamar kostku, aku yang terus menatapnya tajam hingga warna bajunya pun tak mampu kulihat lagi tak lagi mampu tuk menahan segala rasa yang sedari tadi tak telah kutahan, kemudian akupun melangkahkan kakiku tuk memasuki kamarku kembali menuju singgasana ternikmatku, bukan untuk tertidur kembali tetapi untuk menegisi kebodohan pertama, kebodohan akan menolak cinta tertulus yang pernah ada dari seorang lelaki yang sedari dulu telah aku inginkan cintanya menjadi miliku. Aku memang merasa bodoh untuk menolaknya menjadi pendampingku atas segala kekuranganku, dan siap serta rela untuk menutupi segala kekuranganku dengan kelebihan yang ia miliki, walaupun sebenarnya ia sendiri ragu akan kelebihan yang ia miliki. Tapi aku akan merasa lebih bodoh lagi apabila membiarkannya tetap bersamaku, karena aku tak mau untuk menjadikannya seorang lelaki yang kurang beruntung karena menikahi aku yang sudah pasti tak dapat memberikan anak untuknya satupun.
Hal ini berawal dari kecelakaan 3 tahun lalu, kecelakaan yang mengakibatkan rahimku untuk diangkat, tak ada yang mengetahui hal ini kecuali keluargaku dan aku sendiri karena keputusan ini dibuat oleh keluargaku ketika aku tak sadarkan diri di ruangan ICCU sebuah rumah sakit yang merawatku saat itu. Dokter saat itu memberikan pilihan mati atau tak pernah bisa memiliki anak, yang kemudian keluargaku memilih untuk menandatangani surat keputusan untuk operasi saat itu juga. Tapi sayang beribu sayang, ayahku seolah tak terima dengan keadaanku yang ternyata tak dapat memberikan keturunan, ia seolah tak lagi menganggap diriku sebagai anaknya lagi sehingga ia lebih banya terdiam, dan terkadang menangis bila aku berada dihadapannya dan seolah terus meminta maaf padaku karena keputusannya mengizinkan pihak rumah sakit untuk mengangkat rahimku dari peraduannya. Hal ini membuatku memutuskan tuk pergi menuju jogja yang akhirnya memberikanku jalan tuk bertemu dengan sosok seorang fahmi yang sudah 1,5 tahun belakangan mengisi hatiku, ia begitu baik sehingga sangatlah mudah ia masuk dalam kisah hidupku.
****
Setahun setelah fahmi melangkahkan kakinya dari depan kamar kostku walau terasa baru kemarin hal itu terjadi, tapi harus kuakui bahwa sudah setahun pula fahmi tak lagi berkomunikasi denganku, hari ini adalah hari pertamaku pada minggu ini, dan hari ini pertama kalinya aku mengetahui bahwa fahmi akan segera melepas masa lajangnya, aku yang kini sudah mulai untuk membuka hatiku untuk orang lain yang kurasa bisa menerimaku untuk menjadi pendamping hidupnya, adalah seorang duda pemilik sebuah usaha gerabah di Yogyakarta yang kini hidup hanya bertiga dengan 2 orang anaknya yang masih remaja, pengusaha gerabah itu bernama reza.
Mas reza yang sudah mengetahui bahwa aku tak dapat memberikan keturunan untuknya telah menerimaku dengan senag hati. Menerima segala kekuranganku dan tak merasa merugi, ya, mungkin hal ini terjadi karena posisinya yang telah memiliki 2 orang anak yang sangat manis perangainya.
Hari ini aku akan menghadiri resepsi pernikahan fahmi, pernikahan seseorang yang dulunya sangat ku damba cintanya, akanakah iya mau untuk menyapaku kembali, menjadi sahabat sejatiku untuk selamanya, dan akan tetap mengenang lagu Mr. big untuk selamanya, dan apakah iya hanya akan bernyanyi lagu itu hanya untukku, ataukah iya juga menyanyikan lagu itu untuk isterinya kelak ?
Segala Tanya akan gundahku tentang fahmi terus saja bermunculan, hingga akhirnya aku sampai di sebuah gedung tempat resepsi tersebut berlangsung. Entah apa yang terjadi pada diriku tapi aku seolah tak dapat mengontrol emosi yang bergelut dalam diriku ini. Mas reza yang sedari tadi memperhatikanku seolah risih dengan sikapku kali ini ia berusha menenangkan aku, tapi aku tetap saja gugup, dan akupun memasuki gedung tersebut dan menaikki pelaminan nan indan rupawan bernuasakan warna merah maroon kesukaanku. Dan kutemukan sosok yang kukenal. Seorang fahmi dengan rupawan bagaikan seorang arjuna saat itu membuatku ingin menumpahkan seluruh air mata yang telah kubendung selama 1 tahun.
Kutatap matanya yang bening, matanya yang bulat dan dengan sepenuh hati kuucapkan turut berbahagia untuk pernikahannya hari ini dengan seorang wanita nan anggun bernama atika. Sesaat aku mendengar sebuah bisikkan kata2 darinya,
“jelita, biarlah kisah masa lalu kita menjadi sebuah kisah yang terindah yang dapat memberikan banyak pelajaran untuk menjadikan diri kita lebih dewasa”
“fahmi, aku minta maaf atas segala yang pernah aku lakukan padamu, tapi itu semua aku lakukan karena aku tak ingin kau menjadi lelaki yang tak beruntung”
“aku turut berdoa atas kebahagiaanmu kelak dengan lelaki pujaanmu, jelita”
“terima kasih wahai sahabat sejatiku, kisah kita takkan lekang dimakan waktu dan usia”
Turunnya aku dari pelaminan Seolah menjadi akhir dari sebuah kisah cerita aku dan fahmi, tapi bukan akhir ceritaku dengan mas reza melainkan awal yang indah , karena di saat aku turun dari pelaminan mas reza menyanyikan lagu yang sama dan mengakhirinya dengan kalimat yang tak akan pernah ku lupakan yaitu,
“jelita, to be with me please !!!”
And I answered
“I will mas !!!”
Dan cerita ini ku akhiri, aku harap dengan segala kekuranganku, aku bisa tetap membahagiakan mas reza kelak beserta kedua anaknya yang masih membutuhkan sosok seorang ibu, dan akupun berencana untuk pulang kerumah dan memnemui ayahku. Dan aku ingin ia tahu bahwa aku tetap bisa untuk hidup bahagia tanpa rahim dan tak bisa menikmati rasanya mengendung serta melahirkan. Ku yakin dan semakin yakin bahwa Tuhanku sangatlah adil karena Dialah Sang Maha Adil.

Created by : dinar

Komentar

Postingan populer dari blog ini